Assalaamu'alaikum! Hay.. hay!

Sudah sekitar satu bulan belakangan ini aku lagi sering banget pakai maskernya Emina. Ini tuh Green Tea Latte Face Mask. Hampir setiap hari loh aku pakai. Biasanya sih malam hari, tapi kalau sudah nggak kuat melek yaaa besok paginya aku maskeran. Bagi teman-teman yang penasaran dan mungkin ada yang bertanya-tanya "segitu sukanya kah dengan Green Tea Latte Face Mask by Emina, kok sampai dipakai setiap hari?" jawabannya ada di Review Emina Green Tea Latte Face Mask yang aku tulis di bawah ini! Baca sampai selesai yaaaa ;)

Kemasan masker di tube seperti ini tuh, aku banget deh! Bikin nggak males maskeran. Tinggal buka tutup flip-topnya, tekan, dan produk sudah keluar, siap untuk langsung diaplikasikan ke wajah.

Emina Green Tea Latte Face Mask memiliki tekstur gel. Warna maskernya hijau pucat dan apabila sudah diratakan akan menjadi tidak berwarna. Mungkin karena teksturnya seperti gel sehingga masker ini tidak akan mengering sempurna setelah 15 atau 20 menit pemakaian. Bahkan aku coba sampai 30 menit pun, aku masih merasakan permukaannya masih basah-lengket.

Jujur, nih! Aku lebih suka masker dengan tekstur krim/gel yang berwarna nyata (bukan transparan). Selain itu, aku juga lebih suka dengan masker yang setelah ditunggu 15-20 menit bisa kering sempurna sebagai tanda bahwa sudah waktunya dibilas.

Saat membilas wajah dari masker, aku menggunakan air kran dengan suhu normal. Tidak terlalu susah untuk dibilas, tapi juga tidak terlalu mudah. Biasa saja. Nah, setelah selesai membilas wajah dari Emina Green Tea Latte Face Mask, apa yang aku rasakan? NIHIL!

Sebagaimana tertulis pada bagian belakang kemasan, diklaim bahwa: Kombinasi dari ekstrak Susu dan Teh Hijau membantu memberikan sensasi kulit yang lebih halus, elastis, dan terasa segar! Sayangnya, itu semua tidak terasa hasilnya di kulit wajah aku. Kalaupun terasa segar, itu cenderung karena habis membasuh muka pakai air, bukan karena si masker Emina.

Saat pertama kali mencoba Emina Green Tea Latte Face Mask, aku tidak sendirian. Kebetulan saat itu sedang ada sahabatku yang menginap di rumahku dan dia ikut mencoba. Hasilnya pun, sama! Kami tidak merasakan kulit menjadi lebih halus, elastis ataupun terasa segar. Padahal, menurutku kulit halus setelah menggunakan masker adalah hal yang wajar. Jadi, klaim si masker Emina ini sebetulnya standard dan tidak "muluk-muluk". Sayangnya, untuk hasil dengan klaim se-standard itu saja tetap tidak terbukti di kulit wajahku. Kecewa. Untungnya sih harganya masih termasuk murah. Tapi tetap saja, banyak kok masker dengan range harga segitu yang hasilnya terasa halus, misal masker-masker dari Himalaya yang harganya juga di bawah Rp 30.000.

Walaupun dari first impression-nya sudah kecewa berat, aku tetap melanjutkan pemakaian sampai sekarang. Tujuannya sih supaya cepat habis dan bisa beli masker baru lagi. Hampir setiap malam aku menggunakan masker Emina Green Tea Latte Face Mask. Aku pakai sekitar 4-5 kali dalam satu minggu. Nah, di minggu kedua pemakaian, aku baru mulai merasakan bahwa kulitku terasa halus. Bukan yang signifikan gitu sih rasanya, tapi lumayanlah. Itu pun sepertinya karena ditolong oleh  COSRX AHA/BHA Clarifying Treatment Toner yang sudah pernah aku review (klik di sini). Aku pakai toner COSRX setelah mencuci muka dan tepat sebelum menggunakan Emina Green Tea Latte Face Mask.

Oh, iya! Aku rajin pakai Emina Green Tea Latte Face Mask ini juga karena dia punya aroma yang enak, tidak terlalu kuat dan tidak mengganggu. Dan hal yang paling penting adalah Emina Green Tea Latte Face Mask tidak menimbulkan masalah kulit baru di wajahku.


Apakah teman-teman ada yang sudah pernah coba produk ini? Bagaimana hasilnya? Apakah memuaskan atau justru sama seperti yang aku alami?

By the way, sepertinya sekarang lagi hits maskernya Freeman yaaa! Aku penasaran banget mau coba! Aku masih menunggu PO Freeman nih! Jadi semakin nggak sabar ^^

Oh iya, GARNIER juga ngeluarin produk baru beberapa bulan yang lalu, matcha clay mask! Aku sudah beli, tapi masih belum dicoba. Kira-kira lebih bagus mana yaaa, Emina Green Tea Latte Face Mask atau Garnier Pure Active Matcha Deep Clean Blackhead & Pore Purifying Clay Mask? Penasaran juga, deh! Aku mau coba dulu yaaaaa ;)

Assalaamu'alaikum. Hello everyone!

Saat baca judul postingan ini, apa yang ada dipikiran teman-teman?

"Ah, basi! Kan udah hits laamaa banget! Masa baru main kesana?"

atau

"Kampung Warna Warni Jodipan? Apaan tuh?"

atau

"Naah, SIP! Ini nih info tentang Kampung Warna Warni Jodipan di Malang!"

*

Well, mungkin ada pembaca yang sudah tau tempat ini, apalagi kalau termasuk "arek hits Malang" hehe pasti sudah pernah berkunjung juga, kan? Tapi, mungkin ada juga pembaca yang sedang berlibur mengunjungi sanak-saudara di Malang, atau ada keperluan lainnya di Malang dan sedang mencari tempat wisata terdekat di Kota Malang. Naaah, semoga postingan ini masih masuk kategori informatif ya ;)

***

Kampung Warna Warni Jodipan yang awalnya merupakan perkampungan kumuh sekarang menjadi salah satu tempat wisata alternatif di Kota Malang. Letaknya di bantaran Daerah Aliran Sungai (DAS) Brantas. Permukiman ini dapat terlihat jelas dari atas jembatan Jalan Gatot Subroto atau biasa disebut Jembatan Brantas.

As I said before, Kampung Warna Warni Jodipan merupakan pilihan tepat sebagai tempat wisata alternatif di Kota Malang. Yap, menurutku, tempat wisata ini paling cocok dikunjungi oleh teman-teman wisatawan yang tidak punya waktu banyak untuk jalan-jalan di Kota Malang tapi kepingin memiliki kenang-kenangan berupa foto yang instagramable.

Tiket masuk Kampung Warna Warni Jodipan termasuk tiket tempat wisata termurah yang pernah aku kunjungi! Cuma Rp 2.000,- dan itupun dapat souvenir berupa sticker, loh! Parah banget kan murahnya? Tapi, itu belum termasuk parkir yaa. Untuk harga parkir sih, nggak lebay. Jujur nih, aku lupa harga pastinya. Intinya sih nggak dimahal-mahalin sama tukang parkirnya :D

Latar belakang Kampung Warna Warni Jodipan sangat menarik dan patut diapresiasi. Bisa dibilang, ini tuh buah ide dari beberapa mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Muhammadiyah Malang yang sedang mendapat tugas dari salah satu mata kuliah yang ditempuh. Aksi nyata dari ide tersebut dilakukan dengan pengecatan rumah agar tidak terlihat kumuh dan juga pembangunan toilet umum.

Sudah satu tahun-lebih beberapa bulan, sejak peresmiannya, yaitu pada tanggal 4 September 2016, aku masih melihat antusias warga Desa Jodipan dalam merawat Kampung Warna Warni mereka. Saat aku berkunjung, aku melihat warga desa ada yang mengecat tembok-tembok yang warnanya sudah kotor, ada juga yang merapihkan pot-pot tanaman di sepanjang tangga warna-warni, dan kegiatan lainnya dalam rangka tetap menjaga kecantikkan dari Kampung Warna Warni. Aku pribadi sih senang melihatnya, teringat dengan pelajaran PPKn waktu di Sekolah Dasar yang judul babnya "Gotong Royong" hehe.

Nah, oleh karena itu, sebagai pengunjung Kampung Warna Warni Jodipan, kita juga harus menjaga kecantikkan tempat wisata ini. Caranya gampang kok, buanglah sampah pada tempat yang disediakan. Kalau belum menemukan tempat sampah, dibawa sendiri dulu, ya! Dan yang juga nggak kalah pentingnya, kalau teman-teman bukan pelukis mural, yaa jangan ikut "melukis" alias mencoret-coret tembok di sana, ya!

Sebagai salah satu destinasi untuk mendapatkan foto-foto instagramable, Kampung Warna Warni Jodipan menawarkan banyak sekali pilihan background untuk berfoto. Favoritku sih tembok berwarna soft pink karena itu warna favoritku :p


Tidak hanya background polos, ada juga yang bergambar, dan memiliki tema khusus seperti wayang-wayangan di bawah ini.

Masih kurang? Tenang, spot fotonya nggak cuma tembok!!! Banyak spot foto instagramable dengan tema menarik yang harus rela antri kalau pengunjung lagi ramai. Beberapa spot foto menarik selain tembok bisa di lihat pada gambar di bawah ini ;)

Saking senangnya, sampai bikin galau, nggak mau pulang karena masih kepingin menjelajahi setiap seluk-beluk gangnya, tapi sudah capek dan juga sudah waktunya untuk pulang.

Naah, kalau teman-teman ternyata masih punya waktu dan juga masih ada tenaga tersisa, coba deh berkunjung ke Kampung 3D. Lokasinya nggak jauh dari Kampung Warna Warni Jodipan, bahkan sekarang sudah diresmikan jembatan penghubung dua tempat wisata ini. Tiket masuknya juga murah dan souvenirnya berupa gantungan kunci lucu berbahan flanel yang merupakan hasil karya warga.

Assalaamu'alaikum. Hay hay :)

Aku merasa sudah lama banget nggak nulis di rubrik "Random Talk". Rubrik ini memang sengaja aku munculkan supaya isi blog ini nggak monoton tentang review beauty product. Selain itu, dengan adanya rubrik "Random Talk" ini, aku juga berharap biar bisa semakin dekat dengan teman-teman pembaca blog ini, gitu :)

Nah, postingan kali ini aku mau kasih lihat ke teman-teman tentang barang apa saja yang biasanya aku bawa di dalam tas. Penasaran? Check this out!

1. Wallet

Alias dompet! Kelihatan nggak sih kalau dompetku udah lumayan kusam? Tapi, jangan salah, kualitas kulitnya masih top banget! Jahitannya, juga! Dompetku itu dari zaman aku SMA kelas X, sekitar tahun 2008. Coba deh hitung, sudah berapa tahun ya aku pakai dompet itu?

2. Buku catatan

Buku ini tuh mungil tapi lumayan banget untuk jadi reminder aku. Isinya ada to-do-list, shopping list, dan hal-hal penting lainnya. Buku catatan ini penting banget karena aku tipe orang yang kalau sudah keluar rumah, ya harus bisa menyelesaikan beberapa hal/keperluan. Tujuannya sih biar nggak ada yang terlupakan daaan nggak bolak-balik keluar rumah. Kalau sudah masuk rumah tuh tingkat ke-mager-an akan sangat melonjak hehe. Ohiya, aku juga bawa ballpoint yaa, tapi lupa nggak ikut terfoto.

3. Tisu

Ini tisu biasa. Merknya suka ganti-ganti tergantung stock di supermarket saat belanja bulanan dan tergantung juga dengan diskonnnya! :p

4. Smartphone

Smartphone ku Samsung Galaxy E7. Sudah sekitar 2 tahun -kalau nggak salah-. Belum berminat ganti lagi karena masih bisa handle semua keperluanku. Jadi, yaudah biarin aja lah yaaa. Dan yang bikin aku betah-betah aja dengan smartphone ini karena ini merupakan mobile phone pertama aku yang aku beli dengan uang tabunganku (tapi tetap dapat subsidi dari babeh hehehe).

5. Clean & Clear Oil Control Film

Ini tisu untuk menyerap minyak di wajah. FYI, aku punya T-zone yang sangat amat berminyak. Jadi, sudah pasti ini tuh wajib banget aku bawa kemana-mana. Aku sudah pakai Clean & Clear Oil Control Film ini dari zaman kuliah sekitar tahun 2013-an. Selalu repurchase ini karena paling gampang didapat dan daya serapnya bagus plus tisunya nggak gampang robek.

6. Wardah Lightening BB Cake Powder

Sebetulnya, ini tuh sama aja seperti two-way-cake pada umumnya. Mungkin biar lebih "menjual" sehingga dikasih nama BB Cake Powder? Kan jadi terlihat beda gitu dari yang lain hehe. Mungkiiin loh yaa. But overall, aku suka banget dengan Wardah Lightening BB Cake Powder ini. Terutama, packagingnya yang tipis tapi sudah dilengkapi dengan mirror dan tempat sponge! Serius deh, bagi teman-teman yang suka bawa tas kecil seperti aku, ini tuh packagingnya nggak makan tempat. Kalau aku perhatikan dengan teliti, packaging Wardah Lightening BB Cake Powder mirip dengan Etude House Real Powder Cushion.

7. Make Over Ultra Hi-Matte Lipstick

Kalau teman-teman sudah baca postingan aku sebelumnya di sini, aku yakin teman-teman nggak akan bertanya-tanya kenapa lipstick ini ada di tas ku ♥

Nah, aku sudah kasih lihat tuh isi dalam tas aku. Kalau ada yang penasaran, "kok nggak ada mukenah?", biasanya aku taruh di mobil. Kalau lagi pakai motor, berarti kan cuma lagi di dalam kota, biasanya aku akan ke Masjid yang aku tau bahwa mukenahnya bersih. Aku sering ke Masjid Jami' Kota Malang.

By the way, kurang lengkap rasanya kalau aku nggak bahas tentang tas yang aku pakai, ya?! Okay! Aku lebih suka pakai sling bag. Kenapa? Pertama, kesannya tuh simple. Ukurannya yang pas banget, cocok untuk aku yang mungil hehe. Dimensi sling bag ini adalah 21 x 8 x 15 cm. Kedua, sling bag kesayangan aku ini kualitasnya masih bagus banget, padahal usianya sudah sekitar 2 sampai 3 tahunan, loh! Ketiga, tapi selalu aku jadikan kriteria utama saat memilih tas, yaitu segi keamanan dari model tas. Ini penting banget karena kalau lagi di tempat ramai seperti mall, fokus kita untuk menjaga barang bawaan terkadang suka buyar alias melemah. Nah, aku cenderung memilih tipe tutup ganda. Kompartemen utama diamankan dengan resleting dan dicover lagi dengan penutup tipe kunci putar (bingung sebutannya apa hehe cek gambar aja ya untuk lebih jelasnya).

Mungkin ada yang bertanya-tanya tas ku merk apa kok kayaknya perfect banget :D Well, tas aku itu merk Emsio by Elizabeth. Menurutku, tas koleksi Emsio by Elizabeth ini harganya masih reasonable, nggak bikin nyesel karena kualitasnya juga oke banget. Pilihan modelnya juga banyak.

Kepingin punya koleksi tas Emsio by Elizabeth juga? Beli aja di ZALORA. Selain Emsio by Elizabeth, masih banyak lagi pilihan dari brand-brand yang kualitasnya juga oke. And for you, I have a GOOD NEWS! Tanggal 12-12 atau 12 Desember 2017, ZALORA turut memeriahkan Harbolnas (Hari Belanja Online Nasional). Teman-teman bisa mendapatkan produk-produk fashion terbaik (nggak cuma tas, bisa baju, sepatu, jam tangan, apapun itu) dengan harga daaan DISKON SUPER FANTASTIS! Seru banget, kan? So, jangan sampai kelewatan yaaa. SAVE THE DATE!