Hi everyone!

Siapa yang masih menggunakan sabun mandi untuk mencuci brush maupun beauty blender? Jujur aku memang biasanya masih pakai sabun mandi atau pun shampoo untuk membersihkan alat make up ku. Alasannya simple, yaitu karena aku belum tertarik beli sabun khusus. Padahal secara teori, kebiasaan ini akan cenderung lebih cepat menurunkan kualitas alat make up. Tapi karena aku juga jarang dandan yang mengharuskan rutin pakai alat make up, jadi kualitas brush ku masih bagus. Sedangkan untuk sponge, aku memang rutin ganti apalagi ada dari brand lokal yang kualitasnya bagus dan harganya murah.

Tapi sekitar satu atau dua bulan yang lalu aku melihat AERISxSOCIOLLA Blendie Bar terus bertengger di halaman pertama website Sociolla. Aku jadi penasaran karena ada si BUBLE GUM yang lucu banget gambarnya. Dan ini pertama kalinya aku tau kalau ada sabun pembersih khusus yang bentukannya padat, bukan cair, dan kemasannya, ugh travel friendly banget.

Blendie Bar AERIS dikemas dalam jar berbahan plastik yang jenis tutupnya diputar/ulir. Sabun ini menempel langsung pada kemasannya ya, jadi nggak bisa dilepas. Aku suka konsep kemasan blendie bar aeris karena praktis dan memudahkan untuk disimpan kembali dengan rapih.

Pada kemasan box tertulis lengkap ingredients, cara pakai dan deskripsi produk serta keterangan tambahan bahwa 1% dari pendapatan AERIS akan disumbangkan ke organisasi non-profit di Indonesia sebagai upaya untuk turut memerangi kemiskinan.


Blendie Bar ini dikemas dengan konsep yang travel-friendly. Memiliki formula yang unik karena bisa memberikan hasil yang deep-cleansing dengan menghilangkan minyak, dan residu yang bersifat menyumbat pori-pori serta menghilangkan semua kotoran. Lembut di kulit karena mengandung Vitamin E dan juga terdapat aroma sweet buble-gum.

Sebelum membahas hasil dari pemakaian Blendie Bar AERIS x Sociolla Buble Gum terlebih dahulu aku mau kasih tau cara pakai versi aku (sebetulnya nggak terlalu berbeda dengan yang tertulis pada kemasan) dan juga tips agar alat make up kita nggak gampang rusak.

1. Basahi sponge atau brush dengan air.
2. Usapkan pada sabun.
3. Bersihkan sponge dengan cara diremas untuk mengeluarkan kotoran di bagian dalamnya, kemudian basahkan dengan air, ulangi lagi diusapkan ke sabun sampai ketika diremas sudah tidak ada lagi kotoran.
4. Bersihkan brush dengan cara mengusap-usap perlahan bulu kuas dengan jari atau menggunakan silicone cleansing mat (menggunakan alat bantuan ini berfungsi untuk meluruhkan kotoran yang terjebak di bagian tengah).
5. Bilas bersih dengan air mengalir.
6. Selimuti brush dan sponge dengan handuk bersih dan tekan perlahan untuk menyerap air lebih cepat. Kemudian jemur/keringkan.
7. Simpan kembali Blendie Bar dengan terlebih dahulu membersihkan permukaan sabunnya lalu di-lap kering kemudian tutup.

unbranded silicone cleansing mat

Assalaamu'alaikum. Hi everyone!

Sekarang banyak brand make up indie semakin berkembang dengan menghadirkan produk yang lebih beragam, ya?! Salah satunya ESQA yang mengeluarkan produk dekoratif yaitu ESQA Eyeshadow Palette. Dengan tiga pilihan eyeshadow palette, yaitu ESQA PEACH GODDESS EYESHADOW PALETTE, bronze goddess, dan pink goddess eyeshadow palette,  harga normal yang ditawarkan adalah Rp 245.000,- untuk isi sembilan warna di masing-masing palettenya.

Aku memilih Peach Goddess karena warna-warna yang ditawarkan cenderung cerah segar dan bisa dipakai sehari-hari maupun untuk acara spesial. Masing-masing warna di palette ini tidak memiliki nama ataupun nomor sebagai kode warnanya. Jadi, saat aku mendeskripsikan setiap warna, aku membuat nama versi ku sendiri, ya ;)

Dalam palette ESQA peach goddess terdapat 4 warna matte dan 5 warna shimmer. Swatches tidak menggunakan eyeshadow primer supaya teman-teman bisa menilai juga kualitas pigmentasi dari setiap warna. Hasil swatches dibagi menjadi 3 kelompok, yaitu baris atas, baris tengah, dan baris bawah.

sumber: @esqacosmetics (aku pilih foto yang warna di pan palette-nya paling mirip dengan real)

1. Real Peach (Matte). Warnanya benar-benar peach muda yang pucat sehingga bisa digunakan untuk set eyeshadow primer atau sebagai base.

3. Glamorous Dusty Peach (Shimmer). Warna dusty peach cantik dengan partikel blink-blink yang lebih berkilau dibanding dengan warna shimmer lainnya. Warna ini cocok untuk bagian tear duct.

4. Warm Red (Shimmer). Warna merah yang kalem nggak mentereng karena ada sedikit unsur warna soft orange.

5. Real Coral (Matte). Warna coral segar yang bisa dijadikan sebagai warna transisi.

6. Tabasco Red (Matte). Mungkin asing dengan nama warna tabasco? Ini tuh masih satu keluarga dengan warna merah-orange yang tua tapi bright.
7. Glam Browny-bronzy (Shimmer). Warna coklat shimmer dengan undertone warm.

8. Pink Metallic (Shimmer). Warna merah muda dengan partikel shimmer keunguan (kalau dilihat dari dekat) sehingga terlihat seperti warna mettalic.

9. Real Brown (Matte). Warna coklat dengan undertone neutral.

Setelah mencoba beberapa kali ESQA Peach Goddess Eyeshadow Palette, menurutku palette ini memiliki formula dan pigmentasi yang cukup baik walaupun tanpa eyeshadow primer.

Warna-warna matte memiliki tekstur soft powdery sehingga tidak terlalu chalky dan hampir tidak ada fall out saat diaplikasikan dengan eyeshadow brush, sehingga bagian bawah mata tetap bersih ;) Sedangkan untuk warna shimmer memiliki tekstur yang terasa creamy saat disentuh. Partikel shimmer ini akan sulit diambil menggunakan eyeshadow brush kering, sehingga pengaplikasian terbaik adalah menggunakan jari atau eyeshadow brush basah atau menggunakan sponge brush. Jujur aku termasuk orang yang tidak suka membasahi brush dulu untuk mengambil eyeshadow, aku lebih suka pakai sponge brush. Aku sangat merekomendasikan penggunaan sponge brush  dari Xpert karena kualitasnya bagus dengan harga yang murah dan isinya banyak loh!


Range warna keseluruhan dari ESQA Peach Goddess Eyeshadow Palette, menurutku cukup harmonis karena warnanya merupakan kombinasi yang bagus. Antara satu warna dengan warna yang lainnya tidak begitu kontras perbedaanya sehingga palette ini cocok bagi pemula dan bisa dipastikan semua warna di palette ini akan terpakai.

supeeeer soft eyelook. Aku pakai warna nomor 1 sebagai base kemudian nomor 5 untuk gradasi di dekat garis mata dan terakhir nomor 3 di seluruh kelopak mata.

Kalau teman-teman penasaran palette ini bisa untuk bikin eyelook seperti apa lagi, follow instagram aku ya @vidazenitha karena aku akan share juga beberapa eyelook yang bisa dihasilkan dari ESQA Peach Goddess Eyeshadow Palette.

Peach Goddess memiliki kemasan box berwarna fresh orange sedangkan untuk bahan kemasan palettenya terbuat dari plastik dengan tutupnya berwarna rose gold. Cantik, elegan tapi ada sedikit kesan glamour. Ukuran palette ini adalah 7,8 x 7,8 cm. Sangat travel friendly.


Pada eyeshadow palette ini tidak dilengkapi dengan aplikator namun masih dilengkapi dengan cermin. Ukuran cerminnya seukuran dengan wadah tutup sehingga cukup leluasa kalau mau dipakai  untuk bercermin saat pengaplikasian eyeshadownya.

Sebagai pertimbangan apakah harga yang ditawarkan affordable atau tidak, aku kasih tau berat bersihnya ya. Berat bersih hanya 9 gr dan karena terdapat 9 warna maka masing-masing warna beratnya adalah 1 gr. Menurutku harganya kurang affordable tapi juga bukan yang mahal gitu sih. Tengah-tengah deh! Apalagi rentang waktu expirednya lama, sekitar dua tahunan.

Bagi aku yang nggak setiap hari pakai full make up, harga palette ini termasuk good deal! Aku suka dengan beberapa warna yang kalau dikondisi kepepet bisa multifungsi, seperti  warna peach dan coralnya yang kalau dicampur bisa dijadikan sebagai blush on dan juga warna brown mattenya bisa digunakan untuk contouring. Selain itu, kualitas dari pigmentasi maupun formulanya juga bagus, dan cerminnya lebar. Good deal, kan?

Aku nggak merasa menyesal membeli palette ini, aku merekomendasikan palette ini untuk teman-teman pemula dan yang jarang-jarang make up (pakai make up kalau ke special event aja). Selain karena kombinasi warnanya aman (cocok untuk semua warna baju kalian), pigmentasi bagus, fall out-nya sangat sedikit, rentang waktu expired-nya juga lama. Jadi, walaupun mengeluarkan uang di atas dua ratus ribu, ESQA Peach Goddess Eyeshadow Palette nggak akan mubazir karena bakal kepakai dalam waktu yang cukup lama dan nggak perlu bolak-balik ngeluarin uang untuk beli eyeshadow terus.

Assalaamu'alaikum. Hi everyone!

Sebetulnya bahasan aku kali ini tuh penting-nggak-penting. Menurutku ketika dalam keseharian kita mau dandan atau tidak, itu sepenuhnya adalah hak pribadi dan tidak ada orang lain yang berhak melarang.

Namun memang segala sesuatu itu harus bisa melihat waktu dan tempat yang tepat. Cantik menurutku adalah ketika kita benar-benar bisa menempatkan diri. Percuma tampil cantik dengan eyeliner tebal, bulu mata palsu mahal, lipstick dark purple, alis on fleek, highlighter bling-bling sempurna, duh, cantik mah pasti! Tapi kalau make up seperti itu di buat untuk sehari-hari belajar ke kampus FMIPA ? Yaa, menurut aku sih enggak banget.

>> Kecuali kalau kamu jurusan seni, tampilan nyentrik mungkin akan semakin menunjang eksistensi kamu. Intinya sih ingat waktu dan tempat!

Bahasan hari ini akan ringan aja ya, mungkin beberapa orang di lingkungan terdekat aku ada yang penasaran:

"Vida, kalau keluar harus banget ya pakai bedak dan lipstick?"

Hayooo ngaku siapa yang pernah julidin aku XD

Well, aku jawab jujur aja nih sekarang: IYA! Kalau keluar (minimal) harus pakai bedak dan lipstick. Kenapa? Karena BUTUH, lanjutin baca ya biar jiwa julidnya teaduck meronta-ronta :p

Aku mengenali diriku dan tau apa yang aku butuhkan. Untuk sampai di titik ini, aku harus mengamati kulitku dalam jangka waktu yang cukup lama, dan akhirnya memahami permasalahan dan menemukan solusi di sekitar tahun 2016-an. Sebenarnya sampai detik ini pun aku masih terus belajar.

Jenis kulitku kombinasi cenderung berminyak. Ada bagian yang kering tapi kalau lagi nggak ada masalah biasanya akan jadi normal. Jika hanya menggunakan skin care, kulit aku akan jadi berminyak parah hanya dalam waktu 2 jam saja. Bayangin deh itu mah baru aja keluar rumah udah nggobyos minyaknya. Kalau sudah seperti itu, akan ada rasa risih kepliket kayak orang keringetan gitu loh. Karena memang bisa aja minyak di wajah bercampur dengan keringat, terutama saat hawanya sumuk dan panas.

Alhasil, komedo dan milia ku akan merajalela. Memang aku bukan tipe yang mudah berjerawat, tapi kalau sudah muncul banyak komedo dan milia sama saja susah bersihinnya!

Nah, setelah aku perhatikan, lebih baik aku menggunakan bedak untuk menahan minyak ku. Karena bedak memiliki oil control sehingga saat menggunakan bedak paling tidak sekitar 4 jam pemakaian barulah kulitku berminyak. Ketika mulai berminyak timing-nya pas dengan jam istirahat sholat sehingga aku bisa basuh muka saat wudhu. Jadi, aku nggak terlalu merasa risih kepliket dalam waktu yang lama.

Terus, kenapa harus pakai lipstick?

Selain memang suka main warna, menggunakan lipstick sehari-hari juga karena kebutuhan. Sebelum aku mengenal produk perawatan bibir, setiap hari kulit bibir aku akan selalu kering dan tangan aku nggak bisa berhenti untuk ngelupasin kulit bibir yang kering dan sering banget sampai luka.

Sahabat dekatku, Dwiki, yang berani bilang: "Duuls ih, jijik, jangan dikelupasin gitu!!"

Tapi, kalau lagi diem, tanganku tuh reflek ngelupasin kulit keringnya!

Saat kuliah S1 barulah aku tau dan mau coba-coba lipbalm. Kemudian ketika sudah S2 aku beralih ke lipstick. Toh kalau S2 kan rata-rata orangnya sudah dewasa dan nggak ada rasa sungkan kalau memang mau dandan.

"Bukannya lipstick justru bikin bibir kering vid?"

Tergantung brand sih ya kalau ini. Banyak kok lipstick dan lipcream yang nggak bikin bibir kering. Eits, sebetulnya bukan itu poin ceritanya. Jadi, bibir aku akan kering kalau kondisinya habis mandi atau sikat gigi tapi nggak dipakaiin suatu lip product (entah itu lip balm atau lipstick).

Intinya gini deh, ketika kena pasta gigi, kemudian dibilas, dan kemudian bibir ini aku biarkan saja sehingga akan kontak langsung dengan udara, naaah itu pasti bibir aku bakal kering! Makanya perlu pelapis yang berperan sebagai pelindung dari kontak langsung antara kulit bibir dengan udara, yaitu lipbalm atau lipstick. Jadi, setelah aku amati bertahun-tahun, ternyata bukan karena aku kurang minum ya! Tapi penyebab utamanya adalah pasta gigi. Sayangnya pemilihan pasta gigi ini nggak bisa seenaknya karena gigi/gusi ku yang sensitif.

Produk yang sehari-hari aku bawa, sesekali diganti, tapi untuk lipbalm tetap dari Evete

Makanya, kalau aku lagi nggak pakai lipstick atau lipbalm lebih baik aku pakai masker, supaya tangan aku nih nggak gatel pingin ngelupasin bagian keringnya. Begituu kawan-kawan! Kalian nggak ngerasain kan ribetnya punya bibir sensitif?! *eh maaf jadi ngegas hahahaha

Jadi, kalau kalian lihat aku ke kampus pas ujian biasanya aku pakai masker, itu memang karena aku nggak sempat dandan. Tapi bukan berarti aku nggak percaya diri ketika tidak dandan, melainkan memang ada alasan masalah kulit. Kalau kalian penasaran bagaimana tampilan wajahku tanpa make up, tonton saja konten video atau IGTV di akun instagramku @vidazenitha. Aku nggak malu kok muncul tanpa make up ;)

Disclaimer:

Aku bukan skin expert, ya! Jadi apa yang aku tulis di sini adalah berdasarkan pengalaman aku mencoba-coba solusi untuk permasalahanku sendiri, dan dengan menggunakan make up minim ini cukup membantu aku mengatasi masalahnya. Agar tidak menimbulkan masalah baru dengan make up, wajib banget untuk membersihkannya secara double cleansing. Nggak paham dengan double cleansing? Baca juga Kenalan dengan Double Cleansing .

***

Yes! Finally, this is the end of my blog post today. Thank you so much for reading until the end and see you in my next post!

Assalaamu'alaikum. Hi everyone!

Selama masa pandemi karena COVID-19 aktivitas #dirumahaja yang paling aku suka adalah maskeran. Clay mask masih jadi favorit aku. Setelah masker Freeman yang isinya banyak itu sudah habis, sekarang aku cari-cari masker baru yang lebih mudah didapatkan di Indonesia. Yes, local brand! Apa kalian sudah kenal dengan Everwhite ? Brand ini diawal kemunculannya terkenal dengan produk pemutih kulit. Kemudian mengembangkan skin care lain dan bahkan sekarang sudah merambah ke make up loh. Ini pertama kalinya aku mencoba produk Everwhite yaitu Let It Glow Milk & Oat Clay Mask ^^

DESKRIPSI PRODUK

Memberikan manfaat yaitu membantu mencerahkan kulit, membersihkan kulit, membantu menyerap dan mengeluarkan racun pada kulit, melembabkan dan menutrisi kulit. Brightening. Hydrating. Clear pores.

REVIEW

Aku sudah mencoba produk ini sekitar 6 kali. Memang belum ada dampak signifikan, tapi sudah cukuplah untuk share reviewnya karena klaim dari deskripsi produknya nggak muluk-muluk hehe.

Well, yang pertama aku rasakan setelah membilas masker ini adalah wajah terasa segar dan wajah terlihat cerah walaupun sifatnya sementara. Kemampuan melembabkannya pun baik, terasa lembabnya pas, nggak bikin wajah terasa ketarik atau kesat gitu.

Untuk klaim membersihkan pori-pori menurutku mmm oke lah, tapi bukan berarti bisa menghempas komedo ya! Clay mask ini nggak terlalu ampuh untuk membersihkan komedo yang membandel, tapi masih cukup oke untuk merawat kulit supaya komedo nggak cepat muncul.

Terakhir untuk klaim menyerap dan mengeluarkan racun, aku nggak terlalu paham ya, karena biasanya nih kalau ada klaim tersebut si produk akan menyebabkan munculnya jerawat yang katanya itu sebagai bentuk ngeluarin racun dari dalam kulit kita. Tapi, aku tidak melihat ada tanda jerawat muncul, kulit aku baik-baik saja. Jadi aku nggak tau nih, apakah memang kulitku yang sudah bersih dari sebelum mencoba produk ini atau memang produknya nggak ampuh untuk mengeluarkan racun atau racun dalam kulit bisa keluar tanpa terlihat tanda-tanda apapun. Aku nggak bisa menilai ya untuk poin ini ;)

Selain tentang klaim manfaat produknya, aku juga mau membahas tentang kemasan, aroma dan tekstur dari Everwhite Let It Glow Milk & Oat Clay Mask.

Kalau dilihat-lihat sekilas, kemasannya sih biasa saja. Aku suka masker yang dikemas dalam botol tube seperti ini daripada di dalam jar karena lebih higienis. Tapi, pada masker Everwhite ini terasa sulit untuk mengeluarkan produknya dari dalam kemasan. Nggak bisa asal pencet gitu, harus ditekan dari atas ke bawah supaya lebih mudah untuk mengeluarkan produk.

Aroma masker Everwhite Milk & Oat Clay Mask seperti aroma manis versi obat-obatan. Jujur aku kurang suka dengan aroma maskernya tapi masih bisa ditolerir kok karena aromanya nggak terlalu menyengat kuat.

Tekstur masker Everwhite Milk & Oat Clay Mask adalah pasta padat dengan ada butiran scrub dari oat. Salah satu alasan yang membuat aku membeli produk ini adalah butiran scrub dari oat, karena aku pernah coba dari brand lain dan aku suka. Sayangnya, butiran scrub dari masker oat Everwhite ini kurang nampol sih, terlalu lembut dan saat lagi dibilas scrubnya terlalu nempel dikulit sampai susah deh dibilasnya.

Secara keseluruhan, aku bukan fans dari masker ini. Aku akan tetap pakai sampai habis tapi nggak akan beli lagi. Pertama karena aku kurang suka aromanya (walaupun masih bisa ditolerir), kedua karena scrubnya kurang nampol. Sedangkan hasil membersihkan dan mencerahkannya menurutku masih hasil standar yang bisa juga didapatkan dari masker lain. Well, adakah masker lain yang kalian mau aku coba untuk direview? Tulis di kolom komentar ya ;)

Assalaamu'alaikum. Hi everyone!

Bagi pembaca setia blog ini, pasti tau kalau aku rutin melakukan double cleansing walaupun dalam sehari-hari bisa dibilang aku pengguna make-up ringan. Daily make up versi aku adalah bedak dan lipstick, selesai! Terkesan simple, tapi karena jenis kulitku yang rawan komedoan, aku tetap harus membersihkan make up ringanku dengan effort lebih, yaitu melakukan ritual double cleansing. Belum kenal double cleansing? Baca juga blog post ku tentang "Kenalan dengan Double Cleansing" ya! (bisa klik linknya nanti kalau sudah selesai baca post ini dulu ya hihi)

Setiap cleansing oil ku habis, aku tertarik untuk mencoba produk cleansing terbaru yang ada di pasaran. Nah, kali ini aku mencoba NIVEA SOOTHING CLEANSING OIL. Produk ini aku beli dalam satu paket bundle dengan produk Nivea lainnya. Saat itu di Sociolla dan Tokopedia sedang menjual dengan beberapa pilihan paket bundle. Aku pilih dari Tokopedia karena menurutku isi paketnya paling menguntungkan hehe

Untuk sekarang aku akan bahas produk double cleansing dulu ya, sedangkan sunscreen-nya akan menyusul ;)

Double cleansing sebagaimana umumnya akan terdiri dari dua produk. Pertama, cleansing oil atau cleansing balm yang berguna untuk melunturkan make up waterproof, dan yang kedua adalah cleansing foam atau facial wash yang berguna untuk membilas secara kesuluruhan agar sisa-sisa kotoran dan minyak yang susah dibilas dengan air, menjadi bersih, luruh seluruhnya.

Aku telah menggunakan NIVEA SOOTHING CLEANSING OIL sebagai first cleanser dan NIVEA SPARKLING WHITE WHITENING FACIAL FOAM sebagai second cleanser selama 1 bulan lebih, sebelum menuliskan review ini.

Membersihkan make up menjadi lebih mudah dan menyenangkan. Dengan bahan grape seed oil, formulanya secara efektif menghapus make up dan debu yang menempel, kulit bersih menyeluruh, halus dan lembut.

Kemampuan Nivea Soothing Cleansing Oil ini menurutku standar aja. Bagus banget, enggak. Tapi, nggak bagus, juga enggak! Produk ini mampu melunturkan foundation matte dan waterproof, mascara, lipstick/lipcream matte, dan eyeliner waterproof dengan baik walaupun membutuhkan waktu yang relatif lama. Tidak ada rasa perih ketika membersihkan area mata. Dengan oil-to-milk formula membuat cleansing oil ini mudah dibilas dengan air, tanpa meninggalkan rasa licin berminyak. Sayangnya, ketika aku coba cek lagi menggunakan toner ku, ups residu kotorannya masih ada dan kalau dibandingkan dengan berbagai cleansing oil lain yang pernah aku coba, produk ini meninggalkan residu cukup banyak*.

* residu cukup banyak ketika tidak dilakukan double cleansing, hanya menggunakan cleansing oil saja

Untuk packaging, sebenarnya aku suka karena pump-nya ini bisa terkunci hanya dengan memutar mulut pump ke kiri. Jadi, lebih travel friendly dan nggak repot dengan penyanggah pump yang biasanya gampang hilang. Sayangnya, pump ini kaku. Bingung sih mengungkapkan dengan kata-kata. Intinya pump ini bikin aku sulit untuk mengontrol seberapa banyak produk yang ingin dikeluarkan. Bahkan si produk suka nyemprot kemana-mana gitu loh, bukan jatuh tepat di telapak tangan, huvv jadi boros karena produk sering kebuang. Selain itu, yang membuat aku kurang suka dengan Nivea Soothing Cleansing Oil ini adalah aromanya.

Well, memang produk ini tertulis Parfume Free makanya varian ungu ini lebih ditujukan untuk yang memiliki kulit sensitif. Sayangnya, karena tidak ada tambahan parfume atau fragrance, wangi aslinya jadi nggak tercover, wangi aslinya tuh cukup bikin aku ngerasa nggak nyaman saat pemakaian.

Bagi kalian yang memang sensitif terhadap parfume atau fragrance, aku rekomendasiin produk ini, karena memang nggak ada parfume nya. Tapi, kalau aku pribadi, karena tidak punya masalah dengan parfume atau fragrance, aku sih selalu lebih memilih produk dengan fragrance. Mungkin karena aku sering di laboratorium kimia, kalau ada produk yang nggak ada fragrance tambahan justru aku jadi mikir lagi numplekin bahan mentah ke muka aku wkwkwk, gak ngerti deh emang aneh akutuh :p

Selama masa percobaan sekitar 1 bulan, produk ini tidak menimbulkan efek negatif di kulitku. Tidak ada rasa panas, jerawat, dan hal negatif lainnya, jadi bisa aku bilang formula produk ini aman di kulitku. Namun, secara keseluruhan, aku kurang puas dengan produk ini karena kualitas pump yang nggak bagus, aroma yang tidak enak, dan kemampuan membersihkan yang biasa saja. Aku memutuskan untuk tidak lagi membeli produk ini.

Kandungan Pearl-Whitening Complex membantu mencerahkan kulitmu 10x lebih baik dibandingkan Vitamin C (in vitro study). Dengan busa yang lembut mampu membersihkan make-up dan mengangkat kotoran pada wajah sekaligus menjaga kelembaban alami kulit. HASIL: Kulit tampak lebih cerah dalam 7 hari (berdasarkan hasil self-assessment). Tidak menyumbat pori. Telah diuji secara dermatologi cocok untuk kulit.

Kemampuan membersihkan make up ringan tanpa bantuan cleansing oil: masih menyisakan residu cukup banyak. Intinya sih produk-produk ini kalau tidak dipakai bersamaan, tidak akan memberikan hasil bersih yang maksimal dan akhirnya tetap saja akan ada yang menyumbat pori-pori. Tapi kalau pemakaian bersama-sama dalam ritual double cleansing, hasilnya bagus banget.

Jangan kaget ya, hasilnya memang bagus di kulitku. Klaimnya terbukti loh. Padahal ini kelihatannya kayak facial foam biasa. Mungkin karena aku #dirumahaja alhasil nggak pernah terpapar polusi dan kotoran debu jalanan.  Aku nggak menghitung secara pasti apakah benar dalam 7 hari atau lebih, yang jelas aku baru sadar terasa bertambah cerah sekitar hampir 14 hari penggunaan.

Untuk klaim menjaga kelembaban alami kulit, tergantung faktor eksternal juga ya. Apakah ruangan mu full-AC atau tidak. Biasanya aku tidak pernah cocok dengan facial foam yang busanya melimpah seperti produk ini, akan ada saja bagian kulit yang menjadi kering terkelupas. Namun sekarang, walaupun dalam ruangan full-AC, aku tidak melihat ada bagian kulit yang menjadi kering dan terkelupas (di 2 minggu pertama percobaan). Walaupun begitu, setelah 2 minggu pertama percobaan, aku tetap menunjang kelembaban kulitku dengan lanjut ke skin care routine seperti biasa.

Ditinjau dari segi packaging, tidak ada masalah, tube standar dan produk mudah dikeluarkan. Facial foam NIVEA ini memiliki aroma floral menyegarkan. Hanya satu kekurangan produk ini, yaitu perih kalau terkena mata. Sebenarnya ini memang masalah umum di facial foam ya. Jadi, secara keseluruhan aku masih termasuk suka dengan Nivea Sparkling White Whitening Facial Foam.

Nivea Soothing Cleansing Oil dan Nivea Sparkling White Whitening Facial Foam akan membersihkan make up secara maksimal apabila digunakan bersama. Jadi, untuk mendapatkan hasil terbaik, ya memang harus double cleansing, ya! Sayangnya, aku kurang suka dengan cleansing oil varian ungu ini, FYI Nivea memiliki dua varian untuk cleansing oilnya.

Sumber: https://www.nivea.co.id/highlights/nivea-cleansing-oil

Kalian sudah pernah coba varian yang mana nih? Kalau sudah pernah coba cleansing oil Nivea juga, boleh dong share pengalaman kalian di kolom komentar :)